Fiqh Prioritas

oleh Dr. Yusuf Qardhawi

Indeks Islam | Indeks Qardhawi | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

PRIORITAS BERAMAL PADA ZAMAN FITNAH

PRIORITAS yang sangat dianjurkan ialah tetap bekerja pada saat
terjadinya fitnah, cobaan, dan ujian yang sedang menimpa umat.
Amal shaleh merupakan dalil kekuatan beragama  seseorang,  dan
keteguhannya   dalam   berkeyakinan  dan  memegang  kebenaran.
Keperluan untuk melakukan amal shaleh pada  masa  seperti  ini
lebih  ditekankan  daripada  masa-masa yang lain. Dalam sebuah
hadits shahih disebutkan,

   "Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih
   dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang
   lemah."26

Hadits ini lebih ditegaskan lagi oleh sabda Nabi saw,

   "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran di
   depan penguasa yang zalim." 27

Rasulullah saw juga bersabda,

   "Penghulu para syahid ialah Hamzah bin Abd
   al-Muttallib, dan orang yang menghadap kepada penguasa,
   kemudian dia menyuruh dan melarangnya, lalu penguasa
   itu membunuhnya." 28
   
   "Seutama-utama orang yang mati syahid adalah
   orang-orang yang berperang di barisan yang paling
   pertama dengan tidak memalingkan wajah mereka sama
   sekali hingga terbunuh. Mereka itu akan
   berguling-guling di kamar-kamar utama di surga. Rabb-mu
   tersenyum kepada mereka. Jika Rabb-mu tersenyum kepada
   seorang hamba disuatu tempat, maka tiada hisab
   (perhitungan) lagi atasnya." (Ahmad, Abu Ya'la dan
   Thabrani dari Abu Nu'aim bin Hammad, Shahih al-Jami'
   as-Shagir, 1107)

Oleh karena itulah, kelebihan dan keutamaan  diberikan  kepada
orang  yang  teguh  dalam  memegang  agamanya  pada  masa-masa
terjadinya fitnah dan cobaan,  sehingga  ada  beberapa  hadits
yang mengatakan bahwa orang yang berpegang teguh kepada ajaran
agamanya pada hari-hari yang memerlukan  kesabaran,  maka  dia
akan mendapatkan lima puluh pahala sahabatnya.

Abu  Dawud,  Tirmidzi,  dan Ibn Majah meriwayatkan dalam Kitab
Sunan mereka.

   Dari Abu Umayyah as-Sya'bani berkata, "Aku bertanya
   kepada Abu Tsa'labah al-Khasyani berkata, 'Hai Abu
   Tsa'labah, bagaimanakah engkau memahami ayat ini,' ...
   jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan
   memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat
   petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya...
   (al-Ma'idah, 105)?, Abu Tsa'labah menjawab, 'Demi Allah
   engkau telah menanyakan hal ini kepada orang yang
   pernah diberitahu mengenai perkara ini. Aku pernah
   bertanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau
   Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan cegahlah
   kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran
   yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang
   diutamakan, dan setiap orang membanggakan pemikirannya,
   29 maka hendaklah engkau menjaga dirimu sendiri, dan
   tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di
   belakangmu masih ada hari-hari yang panjang. Kesabaran
   untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang yang
   menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal
   kebaikan pada masa seperti ini akan mendapatkan pahala
   lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan seperti
   itu.'" (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan Tirmidzi) dia
   berkata, "Hadits ini hasan gharib." Abu Dawud dan
   Tirmidzi menambahkan, "Dikatakan kepada Rasulullah,
   'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada
   kami atau mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima
   puluh orang dari kalian.'""30

Apa yang dimaksudkan oleh hadits ini bukanlah orang-orang yang
terdahulu  masuk  Islam,  yang terdiri atas para Muhajirin dan
Anshar, para pengikut  Perang  Badar,  orang-orang  yang  ikut
serta  dalam  Bai'at  Ridhwan, dan yang semisal dengan mereka,
karena  tak  seorangpun  sesudah  mereka  yang  bisa  mencapai
derajat  seperti  mereka.  Akan  tetapi,  sasaran  hadits itu:
hendak memacu semangat orang-orang yang  bekerja  untuk  Islam
pada  hari  di  mana  terjadi  banyak  sekali  ujian  (fitnah)
terhadapnya. Allah berjanji melalui lidah Rasulullah saw,  Dia
akan  memberikan  pahala  yang berlipat ganda, atau lima puluh
kali lipat pahala pada zaman kemenangan dan kejayaan.

Apa  yang  pernah  diberitahukan  oleh  Rasulullah  saw  telah
menjadi  kenyataan.  Orang-orang  yang bekerja untuk agamanya,
yang terus bersabar dalam  pekerjaannya  bagaikan  orang  yang
hendak  mati.  Mereka  menghadapi serangan dari dalam dan juga
serangan  dari  luar.  Semua  kekuatan  kafir   bersatu   padu
menyerang   dan   memperdaya  dirinya,  walaupun  berbeda-beda
bentuknya, padahal Allah  SWT  sedang  mengepung  mereka  dari
belakang.  Allah  akan  memberikan  bantuan kepada orang-orang
yang teguh  dalam  menghadapi  tipu  daya  musuh  yang  hendak
menghancurkan  Islam.  Allah  akan  mempersempit  ruang  gerak
mereka, dan akan memporak-porandakan mereka,  sehingga  mereka
sama sekali tidak menemukan jalan ke luar.

Diriwayatkan  dari Ma' qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulullah saw
bersabda,

   "Ibadah yang dilakukan pada walau terjadinya fitnah
   pembunuhan (al-haraj), adalah sama dengan hijrah
   kepadaku.'31

Al-Haraj pada hadits ini  berarti  perselisihan  pendapat  dan
fitnah.  Ada  pula  yang menafsirkan dengan pembunuhan, karena
sesungguhnya fitnah dan perselisihan pendapat merupakan  sebab
timbulnya pembunuhan tersebut.

Catatan kaki:

26 Diriwayatkan oleh Ahmad. Muslim, dan Ibn Majah dari Abu
   Hurairah r.a. (Shahih al-Jami' as-Shaghir, 6650)
   
27 Diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Abu Sa'id; dan juga
   diriwayatkan oleh Ahmad, Ibn Majah, Thabrani, dan Baihaqi
   dalam as-Syu'ab dari Abu Umamah, Ahmad, Nasai, dan Baihaqi
   dari Thariq bin Syihab, ibid. 1100.
   
28 Diriwayatkan oleh Hakmin dan Dhiya' dari Jabir, dan
   di-hasan-kan olehnya dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3676
   
29 Ibn Majah menambahkan, "Dan engkau melihat suatu perkara
   yang kamu tidak dapat disalahkan karenanya." Artinya, engkau
   melihat kerusakan yang tiada tandingannya dan tidak ada
   kemampuan bagimu untuk menyingkirkannya. Ini merupakan
   tambahan yang sangat penting dalam hadits ini, yang
   menunjukkan bahwa seorang manusia tidak boleh meninggalkan
   amar ma'ruf dan nahi mungkar kecuali ketika dia merasa lemah,
   karena untuk bisa mengubahnya dia memerlukan kekuatan dan
   usaha yang lebih besar.
   
30 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam al-Malahim (4341) dan
   Tirmidzi dalam al-Tafsir (3060) dan dia berkata: "Hadits ini
   hasan gharib." Dan juga diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam
   al-Fitan (4014)
   
31 Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Ibn Majah
   (Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3974)
 
------------------------------------------------------
FIQH PRIORITAS
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy
Robbani Press, Jakarta
Cetakan pertama, Rajab 1416H/Desember 1996M

 

Indeks Islam | Indeks Qardhawi | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team