Fiqh Prioritas

oleh Dr. Yusuf Qardhawi

Indeks Islam | Indeks Qardhawi | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

PRIORITAS MAKSUD DAN TUJUAN ATAS PENAMPILAN LUAR
 
DI ANTARA persoalan yang termasuk di dalam fiqh prioritas  ini
ialah  tujuan. Yakni menyelami pelbagai tujuan yang terkandung
di  dalam  syari'ah,  mengetahi  rahasia  dan   sebabsebabnya,
mengaitkan   antara   satu   sebab  dengan  sebab  yang  lain,
mengembalikan cabang kepada  pokoknya,  mengembalikan  hal-hal
yang parsial kepada yang universal, dan tidak menganggap cukup
mengetahui penampakan dari luar, serta jumud di dalam memahami
nash-nash syari'ah tersebut.
 
Sebagaimana  diketahui,  dari  nash  yang bermacam-macam, yang
berasal dari al-Qur'an dan Sunnah,  seperti  yang  ditunjukkan
oleh  penelitian  hukum  yang  parsial  dalam  berbagai bentuk
peribadahan dan muamalah, hubungan antara  keluarga,  hubungan
sosial,  politik,  dan  hubungan internasional, bahwa syari'ah
ini memiliki berbagai tujuan yang terkandung pada  setiap  hal
yang   disyari'ahkan  olehnya,  baik  berupa  perintah  maupun
larangan; ataupun berupa hukum yang  mubah.  Agama  ini  tidak
mensyari'ahkan  sesuatu  dengan  sewenang-wenang,  tetapi  dia
dalam syari'ah yang dibuatnya terkandung  hikmah  yang  sesuai
dengan  kesempurnaan  Allah  SWT,  ilmu-Nya,  rahmat-Nya,  dan
kebaikan-Nya kepada makhluk-Nya. Di antara nama-Nya yang mulia
ialah  "Maha  Mengetahui  dan  Maha Bijaksana". Allah SWT Maha
Bijaksana dengan apa yang disyari'ahkan dan  Dia  perintahkan.
Dia  juga  Maha  bijaksana dalam hal yang berkaitan dengan apa
yang  Dia  ciptakan   kemudian   Dia   menetapkan   ukurannya.
Kebijaksanaan-Nya  tampak pada dunia perintah-Nya, sebagaimana
tampak juga di dalam dunia penciptaan. Allah SWT berfirman:
 
   "... Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
   Allah..." (al A'raf: 54)
 
Karena Dia tidak pernah menciptakan  sesuatu  dengan  sia-sia,
maka juga tidak pernah menetapkan syari'ah yang kaku dan tidak
berguna.
 
Orang-orang yang bijak berkata  tentang  apa  yang  diciptakan
oleh Tuhan
 
   "... Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini
   dengan sia-sia, Maha Suci engkau, maka peliharalah
   kami dari siksa neraka." (Ali 'Imran: 151)
 
Kita juga dapat mengatakan, "Wahai  Tuhan  kami,  sesungguhnya
Engkau  tidak  menetapkan  syari'ah  ini kecuali dengan hikmah
yang terkandung di dalamnya."
 
Kekeliruan yang sering kali dilakukan  oleh  orang-orang  yang
menggeluti  ilmu  agama  ini  ialah  bahwasanya  mereka  hanya
mengambang di permukaan dan tidak turun menyelam ke  dasarnya,
karena  mereka  tidak  memiliki  keahlian  dalam  berenang dan
menyelam  ke  dasarnya,  untuk  mengambil  mutiara  dan   batu
mulianya.  Mereka  hanya disibukkan dengan hal-hal yang ada di
permukaan, sehingga tidak sempat mencari  rahasia  dan  tujuan
yang sebenarnya. Mereka dilalaikan oleh perkara-perkara cabang
saja dan bukan perkara-perkara yang utama. Mereka  menampilkan
agama  Allah, dan hukum-hukum syari'ahnya atas hamba-hamba-Nya
dalam bentuk yang bermacam-macam, dan tidak menampilkan  dalam
bentuknya  yang  universal.  Bentuk-bentuk itu tidak dikaitkan
dengan satu sebab yang menyatukannya, sehingga syari'ah  agama
Allah  hanya  tampak seperti yang diucapkan oleh lidah mereka,
dan yang ditulis oleh pena mereka. Syari'ah seakan-akan  tidak
mampu  mewujudkan  kemaslahatan  bagi  makhluk  Allah, padahal
kegagalan itu sebenarnya  bukan  pada  syari'ah,  tetapi  pada
pemahaman  mereka  yang memutuskan keterkaitan antara sebagian
hukum dengan sebagian yang  lain.  Mereka  tidak  peduli  bila
tindakan  mereka  memisahkan  antara  hal-hal  yang sama, atau
menyamakan hal-hal yang sebetulnya berbeda;  padahal  hal  itu
sama sekali tidak pernah dinyatakan oleh syari'ah.
 
Seringkali penyimpangan pada hal-hal yang lahiriah seperti ini
mempersempit apa yang sebenarnya telah diluaskan  oleh  Allah,
mempersulit  hal-hal  yang  dipermudah  oleh syari'ah, membuat
stagnasi persoalan yang sepatutnya dapat  dikembangkan,  serta
mengikat   hal-hal   yang   seharusnya  dapat  diperbarui  dan
kembangkan.
 
------------------------------------------------------
FIQH PRIORITAS
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy
Robbani Press, Jakarta
Cetakan pertama, Rajab 1416H/Desember 1996M

 

Indeks Islam | Indeks Qardhawi | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team